Teknik white hat SEO proaktif – Ingin saya tekankan pada kata ‘proaktif’
disini. Masih banyak yang salah kaprah soal white hat SEO dan content
marketing. Keduanya bukan sekedar optimasi on-page dan membuat konten. Jadi
kerjaan seorang praktisi white hat SEO bukan cuma tulis-publish-tulis-publish.
Kalau cuma seperti ini jangan heran kalau website anda tidak pernah berhasil. Sebaliknya,
inilah yang akan kita lakukan.
9. Cegah efek Pogosticking di website anda
Bayangkan anda sedang mencari info tertentu dari Google, kemudian kita
masuk ke website yang isinya tidak bagus sama sekali. Apa yang akan anda
lakukan?
Langsung tekan tombol back atau tutup tab browser, ya kan?
Itulah efek Pogosticking.
Pada dasarnya, Google ingin supaya pengguna mereka puas dengan hasil
yang ditampilkan. Jadi kalau pengguna tidak puas (back/close tab), maka website
tersebut akan diturunkan periengkatnya. Bahkan seorang penulis di Moz
menyatakan bahwa faktor kepuasan
ini adalah yang nomer 1, lebih tinggi daripada faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi rangking anda.
Lalu bagaimana menghindari efek Pogosticking ini? Sebenarnya beberapa
caranya sudah dijelaskan tadi, seperti: Perbaiki kualitas artikel anda, ketika
pembaca sudah tinggal di website anda selama beberapa menit maka efek Pogostick
tidak lagi berpengaruh. Pasang link ke halaman lain dalam konten kita. Pasang
link ke website lain. Mending mereka pergi ke website lain daripada kembali ke
Google. Tingkatkan kecepatan website. Kalau loading terlalu lama, pengunjung
akan segera pergi sebelum selesai. Kurangi gangguan seperti popup dan iklan. Kalau
anda hanya mengincar backlink tanpa memperhatikan kepuasan pengunjung, walaupun
berhasil naik, lama-kelamaan rangking anda akan jatuh dengan sendirinya.
Maka dari itu jangan abaikan efek ini.
10. Ubah konten menjadi dokumen (PDF atau
Doc), infografis, video, dan presentasi.
YouTube adalah mesin pencari terbesar kedua setelah Google. Bukan
Bing, bukan Yahoo…tapi YouTube. Dengan mengubah konten ke dalam bentuk
lain, anda tidak hanya akan mendapatkan backlink tapi juga traffic. Setelah
mengubah konten ke bentuk lain, submit ke beberapa situs seperti: YouTube,
Vimeo, Dailymotion untuk video
Scribd, Google Docs untuk PDF. Situs-situs ini untuk
infografis. SlideShare untuk presentasi. Mengubah konten juga tidak terlalu
sulit kecuali anda ingin yang benar-benar profesional.
Pertama, Mengubah
konten menjadi dokumen. Cara termudah untuk menjadikan konten anda sebagai
dokumen yaitu dengan Google Docs. Supaya tidak terjadi duplikasi, anda
perlu menulis ulang konten anda dengan kalimat yang berbeda.
Masuk ke Google Drive, kemudian buat
file dokumen baru. Salin semua konten yang sudah ditulis ulang kemudian paste
di Google Docs. Kemudian klik File > Download as… > PDF (atau .docx juga
bisa). Setelah itu klik File > Publish to the web… supaya dokumen anda bisa
terindex di Google. Terakhir, upload PDF tadi ke Scribd.
Kedua, Mengubah
konten menjadi presentasi. Sederhanakan artikel menjadi poin-poin penting,
kemudian gunakan Google Slides untuk membuat presentasinya. Langkahnya mirip
dengan cara membuat dokumen di atas, hanya saja kita menggunakan Google Slides
kali ini. Setelah itu upload di SlideShare.
Ketiga, Mengubah
konten menjadi video. Sebenarnya anda bisa mengubah file presentasi tadi
langsung menjadi format video dengan Microsoft PowerPoint. Melalui menu Export
> Create a video. Untuk artikel tutorial yang bisa dijelaskan dengan
komputer, gunakan software gratis bernama Jing untuk merekam
layar komputer anda menjadi video. Setelah selesai, upload ke YouTube dan situs video lainnya. Gunakan judul dan
deskripsi yang baik karena video anda bisa mendapatkan peringkat tinggi di
mesin pencari. Jangan lupa sertakan link menuju konten asli anda di ketiga
bentuk tadi.